Selasa, 18 Januari 2011

Day #5 untuk semut semut yang saling berciuman di pagar taman

selamat malam, teman teman.
aku mengirim surat ini sebagai permohonan maaf untuk kalian,
yang sekarang telah mengering dan tersapu di jalanan.

aku merasa amat bersalah, kepada kalian teman teman kecilku.
kalian harus percaya rasa bersalahku ini,
buktinya aku sampai memasukan kalian ke salah satu dari 30 surat surat cintaku kan?

ah mungkin kalian ogah ogahan membaca suratku.
ya aku tau, kalian pasti membenci aku setelah sore tadi.
aku yang biasanya suka mengamati kalian merangkak perlahan,
menghindarkan kalian dari injakan pejalan,
tiba tiba menjelma jadi monster pembasmi dengan semprotan baygon di tangan.
ya ya maafkan perbuatan brutalku sore tadi,
aku pasti tampak seperti lawan kalian tadi kan?
dengan membabi menyemprot jalur dimana kalian sering berjalan,
menghabisi kalian semua dengan semprotan mematikan,
mengitari seluruh rumah, mencari sarang sarang kalian dengan pembasmi di tangan.
bahkan aku cuek saja melihat beberapa diantara kalian mulai menegang mengejang kaku tidak bergerak.
dan satu lagi, aku berharap tidak ada satupun dari kalian yang melihat senyum puas ku tadi,
senyum licik pemain pemain antagonis di sinetron sinetron kejar tayang.

maafkan aku.
kalian boleh mencoretku dari daftar teman.
tapi aku sayang kalian,
seperti aku suka melihat kalian berjalan beriringan di bawah pagarku, menggotong remah makanan dan saling berciuman sepanjang jalan.
tapi tidak salah kan, kalau terkadang aku sebal kalian mengerubungi susu coklat yang ku tinggal di meja?
semut semut kecil,
tiba tiba aku berfikir, apa aku juga akan sebersalah ini?
saat aku harus membuang jauh jauh laki laki brengsek dari hidupku, sebesar apapun perasaan ku?
apa aku harus membuang mereka juga? membasmi mereka seperti aku yang membasmi kalian?
apa aku harus membasmi mereka supaya mereka kapok menggerogoti perasaanku?
seperti aku membasmi kalian supaya kapok menggerogoti muffinku?
ah mungkin aku terlalu bodoh tidak mengiyakan pertanyaan yang bergelayut di otakku sekarang.
aku tau ini tidak adil, membiarkan mereka yang jelas menggerogoti aku tetap bersandar nyaman disampingku,
sementara kalian sudah mati keracunan. maaf.
kalian harus tahu perasaanku yang tidak karuan saat menyapu jejak tubuh kaku kalian di jalan,
juga aku yang harus berjam jam menulis ini untuk kalian.
salam maaf, dari mantan teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar