Selasa, 22 Februari 2011

halte

satu buah bangku besi panjang,
dengan lima sampai enam dudukan,
dibawah atap seng bocor,
dan lubang lubang penampung becek yang siap diguyur hujan,
juga coretan coretan nakal di tiang tiang penyangga; tempat mereka pernah singgah, untuk kenang kenangan, atau memang karna terkenang

disini,
sekarang beberapa orang datang,
satu orang yang tetap berdiam selama bulanan, tanpa tujuan. yang satu itu, yang terkadang sibuk dengan telefon genggam dan musik beraturan, sepertinya mulai keram.
tetaplah tenang, dibawah atapku lindungi hujan, berbagi kicauan sampai hilang bosan.karna aku tidak menagih kesan.

satu orang, lalu lalang.
dulu dia pernah rutin berkunjung, tapi sekarang sudah mulai jarang. sesekali saja, saat dunia nya sudah monoton, dan jalan jalan sudah bosan ditonton, terkadang ia suka duduk duduk, dan sesekali menggelayut ditiang tiangku, menulis jejaknya di ujung bangku besi.

satu lagi,
aku tidak benar benar kenal. cuma terkadang ia suka bercerita di bawah atap seng ku, atau kadang berkomentar. dan beberapa kali retinanya tertangkap halteku, samar dari jauh jalan persimpangan.

yang ini,
belum berkunjung, belum pernah berteduh dihalteku. yang ini cuma lewat, diujung jalan, memantul di etalase pertokoan diseberang. kadang simpul simpul bibirnya terbang mengitari tiang tiang jalan, dan retina nya beberapa kali mampir di dudukan halte.

halteku.
dengan kursi kursi besi yang mulai dingin.
dan orang orang yang sibuk lalu lalang, tanpa tujuan.
dan bus bus yang tidak mau berhenti.
karna tiket yang sepi, dan halte yang cerewet memilih tiket dibeli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar