Sabtu, 02 April 2011

(enter)

ini bukan permulaan kalimat.
ini sudah beberapa paragraf.
sudah dimulai.
baru berjalan huruf demi huruf yang saling membuntuti.
sudah beberapa lembar,
dengan cerita berkembang.
tanpa alur.
Tunggu, aku keram untuk menyambung cerita,
tidakkah kamu juga?
Bukankah ini hanya buang buang kertas saja?
Bukankah ini hanya akan jadi seonggok kertas yang dilempar ke dalam tong sampah?
Atau malah hanya menjadi pembungkus cabe di pasar?
Atau alas gorengan penuh minyak?
Bukankah ini bukan cerita?
Ini tidak beralur, tema, dan bahkan judul.
Ini hanya ke egoisan penulis.
Menciptakan dua tokoh tanpa tujuan.

Lelah.
Dan aktor yang diam.
Dan bukankah bisa kita memilih?
Keluar dari cengkram pikiran penulis main main?
Dan aku mengambil langkah duluan,
membubuhi banyak enter denganmu,
memberi sekat,
dan berharap tidak  menjadi seonggok sia sia.
Mekar balita balita melati tanpa hidung.
Enter.
Enter.
Enter.
Enter.
Enter.
Enter.
Enter.
Enter.
Dengan susah payah.
Dengan kemunafikan yang terkadang muncul malu malu, menyerah begitu saja, dan memakan apa yang sudah dipilih.
Enter.
Enter.
Enter.


Hei, bukankah enter hanya penunda?
Hanya sekat kaca tembus pandang.

Bukan kah kita butuh titik?
Titik akhir penegas tidak ada paragraf baru, tidak perlu merajut lagi kata kata baru.
Selesai,
meskipun bukan tamat jalan cerita.

Mau?
Menaruh titik disampingku?
Karna ini sudah pasti, tidak akan menjadi cerita bersambung, iya kan?
Aku serahkan padamu, bubuhan titik disampingku hurufku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar