Sabtu, 06 Agustus 2011

deru debu liar


musik menghentak, menari bersama deru binatang besi berkaki bulat empat ini. lalu hujan diluar, dan aku kamu menghentak liar seperti tarian amarah petir. menghentak, kanan, menerobos lalu lalang, dan menyenggol anak anak tak cukup umur diatas roda sepeda bermesin mereka, menyuapinya air becekan hujan.
terus! lalu lolong lolong bel dari sampin kanan dan kiri kami, mengoceh dan mengumpat, mengutuki hewan besi kami. menghiraukan lampu berhenti dan semakin menambah laju kami diantara bayang lampu jalanan yang terinjak injak.
mengencangkan musik, melukai lubang pendengaran kami yang berdarah darah. jangan pulang sebelum dikejar bapak bapak berseragam sok disiplin itu, pesanku.
bawa aku tua pada jalan jalan tua yang dilumuti setan ini!
senyummu, diantara kepul asap putung rokok kita yang tinggal setengah, yang terbang memenuhi kap hewan besi ini, dan saat jatuh cinta adalah perjanjian untuk berjudi pada hal hal gila dan bertaruh pada setan atas nyawa, maukah kamu menjadi pendebar sesak dadaku ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar