Selasa, 31 Januari 2012

hari 19: untuk lelaki tampan yang diguguri bunga

sore ini aku melewati gedung besar yang sedang dibangun ulang menjadi sebuah hotel,
kamu masih ingat kan gedung apa itu?
iya, mall kecil yang sering kita kunjungi dulu.
masih ingat kan, hampir setiap akhir pekan, aku selalu cemberut dan minta ditemani jalan jalan,
lalu kamu membawaku ke mall untuk sekedar berjalan jalan, atau main di tempat hiburan.
iya, kali ini aku janji tidak akan membawamu naik lift lagi, aku tau kamu bahkan lebih suka berputar putar naik eskalator bahkan tangga darurat.

kamu menggandeng tanganku saat kita mulai memasuki taman hiburan,
lalu kamu membiarkan aku bermain apapun,
sedangkan kamu lebih suka menunggu di kursi panjang sambil memandangiku.
hingga pada akhirnya aku akan merengek menarikmu untuk membantuku bermain pump, meskipun dengan paksaan, toh akhirnya kamu ikut asik bermain pump bersamaku, tertawa bersama kegirangan.
lalu kita akan sama sama lupa pulang hingga mama menelfon, mengingatkan bahwa hari sudah petang.
ah, kita memang bandel, setelah keluar dari parkiran, toh kita tidak melewati jalan menuju rumah,
kita berputar putar dulu dengan mobilmu, untuk sekedar mencari tukang jagung manis kesukaanmu dipinggir jalan.
tertawa gembira disepanjang jalan, dengan jendela mobil yang dibuka lebar lebar.
lalu karna kelelahan aku tertidur hingga tiba di rumah.

masih ingat dua tahun lalu? saat aku kelaparan tengah malam, bahkan saat kamu sudah bersiap tidur, dengan sedan hitammu kita menembus gelapnya jalanan dan sibuk mencari tukang nasi goreng yang masih buka, lalu makan bersama dipinggir jalan hingga kekenyangan dan justru malas pulang.
atau ingatkah kamu ketika aku dengan bangganya menunjukkan kamera baruku? dan kamu tersenyum senang dan minta difoto saat itu juga.
atau hadiah hadiah kecil saat kita bertemu? kamu yang selalu beranggapan bahwa berapapun usiaku aku tetaplah anak kecil yang girang jika diberi coklat batangan.
bagaimana dengan jogging pagi kita?
atau saat kita menyuci mobil bersama?
ah...


ini sudah setahun lebih kita tidak bertemu.
maafkan aku yang jarang menelfon, kala itu.
bahkan mengirim hasil foto fotoku saat kau minta.
bahkan untuk sekedar mengabarimu, tentang kegiatanku.
surat ini kutulis untukmu,
sekedar membayar hutangku untuk mengabarimu, bahwa aku luar biasa baik sekarang.
aku harap kamu tersenyum senang membaca surat ini saat tiba ditanganmu, lelaki tampan dan tergagah yang pernah aku jumpai.
surat ini aku tulis atas rinduku yang tak akan terbayar bahkan untuk sebuah temu,
pada lelaki tua yang selalu ada dalam hatiku,
yang terbujur kaku diantara tanah dingin dan jatuh bunga kamboja pemakaman.

dengan air menggenang pada pejam mata, dan setumpuk rindu yang terus menumpuk, teruntuk yangkung soekamto, di surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar