Senin, 16 Januari 2012

hari 3: tamat

kepada lelaki dengan kepala besar dan hati yang terlalu kecil tidak proposional.

mungkin seharusnya ini menjadi surat terpanjang dengan seri lanjutan pada surat surat berikutnya.
karena sepertinya jari dan otakku terlalu bersemangat menceritakanmu yang tak pernah tamat.
selalu ada sudut yang bisa aku salahkan dari jejak tapak kakimu, gerak tanganmu ataupun buih otakmu.
selalu ada celah yang bisa aku buat karangan aksara tentang betapa rumitnya menyikapimu.
tak peduli waktu bahkan sudah mengabukanmu berdebu disudut jam pasirku, toh kamu masih sering usil merayap masuk kembali kedalam rongga otakku dan memainkan peran semaumu.

tapi sayangnya tuhan berpihak padaku.
mungkin ia pun bosan melihat kakiku yang masih sibuk berputar dalam lalu.
entah bagaimana, aku memutuskan untuk berhenti menulismu.
berhenti bermain di taman waktu yang membawaku ikut berdebu.
mungkin langkahmu kecil, tapi aku sudah berjanji pada baris aksara hitam di depanku,
tidak akan ada lagi susunan huruf ini melarutkan aku padamu,
bagaimanapun caranya,
bagaimanapun usahanya,

terima kasih, atas sikap kecilmu yang membekukan jari untuk berhenti memainkan aksara untukmu.
tertanda, aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar