Rabu, 28 Maret 2012

hura hura sendu

aku terlalu cepat tertidur pada dendangmu.
dendang yang mencumbui dengan cepat segala ketertarikanku pada seorang adam.
tanpa merupa sempurna.
hanya dengan obrolan panjang tanpa titik yang disengajakan alam.
atau mencandu hal serupa yang tak biasa dikuasa.
dan hal rumit yang tak semua terjemahi oleh akal.

hanya begitu sederhana.
seperti kesederhanaan pula debar merubah langit langit kosong berwarna.
dan sesederhana pula kanvas mata berbinar berubah gelap dan sendu.

dan sesederhana pula semua diputar memori cangkir kecil ini.
cangkir kecil yang menyimpan kenangan lusuh kita.
lalu kunamai ini hura hura sendu,
dengan irama suram dan rindu tak bernama.

Senin, 05 Maret 2012

sepenggal scene

pria dengan rusuk tercetak dari imajinasi,
dan rindu yang menggebu pada wanita dengan tengkuk yang terlalu lama dingin.

hadiah tuhan pada minggu pagi,
terbangun dengan debar hangat.
taukah kamu rasanya diberkati?
seperti dibangunkan dengan cium pada kelopak matamu.
dan rasa aman dan terjaga bahkan pada pejammu, saat matamu kau biarkan menutup dan semua terasa dalam peluk terlindung.
tidak ada yang perlu dicemaskan.
tidak perlu bibir penuh, maskara tebal, sepatu hak.
semua begitu menyenangkan, tanpa ragu, tanpa peduli rambutmu acak acakan atau wajahmu berminyak.
hanya merasa tenang, dan dunia tiba tiba diam.
terbangun dan sadar bahwa kita aman dalam peluk seorang.
merasakan nadi kita tak berdetak sendirian.
terbangun dengan perasaan diberkahi tuhan luar biasa.
mungkin karenamu.
tuan.
entah skenario mana yang tuhan jatuhkan pada lelapku.
dan keyakinan bahwa ini adalah salah satu scene tentangmu, kita.
tidak ada yang spesial.
hanya temu tak terencana.
percakapan membosankan.
hari hari monoton.
hingga pada satu titik, ada yang lebih membahagiakan pada rasa acuh yang meluntur; perasaan penuh dengan keyakinan bahwa apapun yang terjadi, kita merasa dicintai penuh, terlindungi utuh, tanpa pengecualian.
sericuh apapun dunia diluar, dan serancu apapun dunia dalam diri, senantiasa ada mata yang siap merangkum lelah, lengan yang terbuka lebar pada pesimistis hidup.


saya selalu percaya tuan tuan yang dikirim tuhan barang dalam pejam.
sebagai penghibur lelah dan penghangat lengan kedinginan,
penyandar lelah kehidupan,
yang suatu saat pasti dikirim tuhan,
seperti kamu dalam scene ini,
tuan masa depan.

Minggu, 04 Maret 2012

rindu

entah apa yang harus disalahkan dengan detik yang tidak bisa mundur,
tuan malam yang memutar memori ini lamban lamban, dan berhenti pada dua setangah tahun lalu.
bahwa pada satu tempat dan hidup yang berjalan cepat,
banyak yang masuk dan menyesak,
rindu yang menjadi,
entahlah,
momen bertegur sapa, bertukar tawa, atau bahkan hanya saling diam dan saling bersandar,
menghela nafas seolah waktu bukan hal mahal, menjadi mustahil seperti udara yang terlanjur dihirup tanpa bisa mengelak atau mengulang.



ingin sekedar makan mie ayam dan kehujanan bersama, jalan perlahan menuju spbu karna bensin habis, atau sekedar menertawakan hidup bersama pada suatu sore layaknya dulu.
sangat amat merindukan kalian, teman teman.

Kamis, 01 Maret 2012

tanpa judul

kamu.
semangkuk uap harum.
hangat.
berkonspirasi dengan hujan yang mengkombinasikan sempurna.
dengan bunyi rintik yang menghantam genting genting licin.
dan dingin yang merobek pori kulit.
kamu,
bukan kafein yang mencandu.
atau menabuh debar merah jambu.
mendobrak liar atau menghidup obsesi dengan judulmu.

entah.
semseta hanya berkuasa sebatas ini,
sebatas ayunan jaring yang menangkap lelah.
rebah yang menunggu lelah menyerah.

semua henti disana,
diantara simpang tatap tertahan, dan  binar yang meminta dirangkum peluk besar.


ah toh ini tidak akan lebih selain menjadi hujan,
yang menunggu jatuh dan terserap,
menunggu jatuh dan meretak,
menunggu harap telak,
pada kalian.