Senin, 05 Maret 2012

sepenggal scene

pria dengan rusuk tercetak dari imajinasi,
dan rindu yang menggebu pada wanita dengan tengkuk yang terlalu lama dingin.

hadiah tuhan pada minggu pagi,
terbangun dengan debar hangat.
taukah kamu rasanya diberkati?
seperti dibangunkan dengan cium pada kelopak matamu.
dan rasa aman dan terjaga bahkan pada pejammu, saat matamu kau biarkan menutup dan semua terasa dalam peluk terlindung.
tidak ada yang perlu dicemaskan.
tidak perlu bibir penuh, maskara tebal, sepatu hak.
semua begitu menyenangkan, tanpa ragu, tanpa peduli rambutmu acak acakan atau wajahmu berminyak.
hanya merasa tenang, dan dunia tiba tiba diam.
terbangun dan sadar bahwa kita aman dalam peluk seorang.
merasakan nadi kita tak berdetak sendirian.
terbangun dengan perasaan diberkahi tuhan luar biasa.
mungkin karenamu.
tuan.
entah skenario mana yang tuhan jatuhkan pada lelapku.
dan keyakinan bahwa ini adalah salah satu scene tentangmu, kita.
tidak ada yang spesial.
hanya temu tak terencana.
percakapan membosankan.
hari hari monoton.
hingga pada satu titik, ada yang lebih membahagiakan pada rasa acuh yang meluntur; perasaan penuh dengan keyakinan bahwa apapun yang terjadi, kita merasa dicintai penuh, terlindungi utuh, tanpa pengecualian.
sericuh apapun dunia diluar, dan serancu apapun dunia dalam diri, senantiasa ada mata yang siap merangkum lelah, lengan yang terbuka lebar pada pesimistis hidup.


saya selalu percaya tuan tuan yang dikirim tuhan barang dalam pejam.
sebagai penghibur lelah dan penghangat lengan kedinginan,
penyandar lelah kehidupan,
yang suatu saat pasti dikirim tuhan,
seperti kamu dalam scene ini,
tuan masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar