Sabtu, 28 Juli 2012

ilusi dan gadis bulan

aku berjalan linglung. kakiku sudah berdarah tergesek permukaan bulan. ia meninggalkan jejak merah di setapak di belakangku, dengan harap cemas akan ada sepasang kaki lain mengikut di belakang sepasang kaki lukaku, bersedia menuang jejak luka merah yang sama di atas bulan yang sama, lelaki itu.
nafasku hampir habis digerogoti atmosfer bulan. setapakku masih menjejak merah sendiri. bulan ini semakin kotor, dengan aku dan setapak merah lukaku berputar diatasnya, mencari lelaki itu, dengan benang luka yang aku tinggal di setapak bulan ini, menunggunya merajut benang ini menjadi luka yang lebih besar untuk dikenakan bersama sama. darahku sudah mengalir habis mengisi lubang lubang bulan, ia kekal bersama tungguku. dan lelaki itu yang tak juga bisa ditunggu.

tunggu!

mataku sudah gelap, hanya bisa mengerjap, mencari suara yang terpantul mendekat.
lelaki itu, ya, lelaki itu.

aku tidak pernah sudi datang untuk menyambung jejak kaki berdarahmu pada setapak bulan, karna aku datang bukan untuk merajut luka bersama sama.
ikutlah aku, tidak ada lagi kasar bulan yang membuatmu berdarah lebih luka. masih banyak tempat kita di semesta ini.
ikutlah aku, membalut luka dan bahagia.



aku terbangun.
bunga tidurku menguap dari kepala, mengisi nyata pada lelaki di hadapanku.
"Kamu bukan ilusi untuk mengobati lukaku kan, tuan?"
Lelaki itu diam, terbang, lalu hilang, bersama sadarku.
"Ah, ilusi lagi." dengusku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar