Jumat, 03 Agustus 2012

untuk semesta pada matamu

sejumput surat ini terkirim setelah keributan kecil antara tuan otak dan nona hati yang menguasaiku.

 tuan otak bersikeras acuh padamu. entah. sepertinya ia muak, dan bersedih pada nona hati yang terus menerus tergerus kamu. tuan otak ini memagarku bersama ego dan lelahku untuk menyerah padamu.
sayangnya sore ini ia kalah, lalu ditelanjangi nona hati untuk menulis ini padamu.

sementara nona hati tak sabaran sejak pagi. ia cemas bersama aku yang tak bisa menahan diri untuk ikut mengirim doa padamu. entah berapa sabar yang nona hati telan, bahkan disaat ia memar memar, ia masih fasih mengingatmu dan segala bulir memori sekejap yang kau sisakan untuk kami lantunkan pada doa terucap.
seharusnya kami tak usah cemas. ada setumpuk percayaku pada bintang di matamu. entah. segala ceritamu tentang semesta yang ada di hadapanmu, bintang bintang di matamu, aku tau betul tidak salah menaruh seluruh percayaku padamu, kamu akan menjadi orang besar pada semestamu sendiri.
semoga sekeranjang semangat lalu masih kau simpan dalam bungkus bekalmu menuju semestamu. dan doa yang tak sia pada pagi soreku yang dikabulkan tuhan menjadi hadiahmu hari ini. meski mereka mungkin sudah usang dan lapuk menyusul kadaluarsa pada kita.

jangan redupkan bintang bintang di matamu. aku percaya merekalah yang membawamu pada hadiahmu sekarang. apapun yang terjadi. biarkan mereka menuntunmu pada gulita semesta yang baru kau ciptakan, setelah doaku lelah mengiringimu.

tuan otak dan nona hati kini resah. terlalu banyak yang tidak tersampaikan, atas luka, lelah, kesia siaan, dan debar yang tak juga mati setelah kau jatuhkan.
tuan otak dan nona hati kini hanya bisa menatap dari kejauhan, membiarkan kita mengulang kebiasaan untuk terbiasa tidak bersama. mengulang kebiasaan untuk terbiasa mati rasa dan menjadi asing untuk masing masing kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar