Rabu, 26 September 2012

siklus

pukul dua lebih dua;
seseorang menangis pilu dalam kedap ruang kaca
suara tangisnya menggema bulat memantul mantul di dinding bening
memantul mantul dan menyerangnya hingga babak belur
ia ingin terus menangis, tapi ruangnya sudah penuh gelembung gelembung tangis
lalu ia telan saja bulat bulat tangisnya,
dan lanjut menangis lagi,
begitu terus,

hingga ia kenyang menangis,


dan muak untuk menjatuhkan pilunya kembali.

Kamis, 13 September 2012

laron

aku laron pada pijarmu.


mendekat,
mengitar,
dan bunuh diri di sana.

lembar

Tuhan selalu punya rencana.
pun pada ombak yang menghantamku - menghantammu.
membawa kita pada keterdamparan entah dimana.
lalu bagaimana tuhan membuat kita tersungkur pada waktu.
dan saling mengobat seperti lupa bahwa kita hanya digenapkan rasa abstrak.
menjadi dua boneka yang terlampau optimis tanpa realistis.
bahwa kita hanya terjerembap pada keabstrakan yang tak kuat untuk dipeluk erat.
bahwa ombang ambing ombak yang menggenapkan kita bisa kapanpun mengombang ambing kita pada tunggal dan meluka seperti lalu.
bahwa kita hanya ketidaksengajaan yang dicipta Tuhan untuk saling memberi secoret pelajaran pada selembar hidup masing masing, bukan untuk mengisi penuh buku masing masing.

Sabtu, 01 September 2012

secangkir sendu


aku meracik secangkir sendu untuk kau nikmati dalam diammu.
secangkir sendu kesukaanmu, dengan beberapa tetes air mataku.
nikmati ia pada sesakmu,
hirup ia dalam syahdumu,
lalu tengoklah sebentar,
tengoklah wajahku yang teruap dari secangkir senduku pada lelangit rindumu, tuan.