Jumat, 30 November 2012

botol botol kosong

sore mengasihani perempuan di sudut itu.
entah berapa ruam pada mukanya - luka luka kecil yang hampir sembuh dan pudar disembuhkan waktu.
giginya gemelatuk, menggema di penjuru ruang.
tangannya saling mengapit satu sama lain, mencari benih benih hangat dari sikunya yang dingin.

sore memandanginya cemas.
ia tahu betul sepotong sore lain yang lebih hangat dari kali ini, tak seharusnya ia semuram ini.
botol botol disampingnya kosong.

tidak kau simpan langit langit hangatmu dalam botol itu?

perempuan itu menggeleng.
ditunjukan telapaknya yang tergores
"Ia tidak mau kusimpan dalam botol botol ini. Sepotong langit teduh yang menidurkan ruam ruamku.
Padahal aku hanya ingin memastikan tidak ada esok yang dingin, aku hanya ingin memigurakan, yang bahkan ia tak ingin."
"Sepotong langit ini kutali pada batuan. Aku hanya tak ingin ia terbang dan hangat ini hilang. Terbang dan ruam ruam ini menolak waktu menyembuhkan. Bahkan tali ini yang membuat luka baru menganga di telapak telapakku."

Perempuan ini diam, sudah terlalu banyak kata dengan mata pisau tajam yang keluar dan merobek kerongkongannya sendiri.
Sore menatapnya kosong.
Ia tahu perempuan ini menikam dirinya sendiri dengan pikiran pikirannya,
lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar