Selasa, 01 Januari 2013

gerimis kecil dan jalan aspal

maaf tuan,
saya  bukan deras hujan yang jatuh menghantam pori keras jalananmu dengan lantang,
lalu menyanyikan kesakitan sepanjang dingin aspal,
berdesakan bersama air lainnya menjadi selimut genangan yang menyesakkan,
dan masuk berebutan ke perutmu melalui lubang dingin gorongan gorongan.

saya gerimis yang menggelantung tua pada awan,
jatuh dengan cemas ke daratan.
memilih jalan termenyenangkan untuk kembali ke lautan.
bukan, saya bukan hujan yang kamu harapkan.
saya gerimis kecil yang lebih suka jatuh perlahan diantara rerumputan,
meski dengan jejak tanah belepotan,
menciptakan petrichor untuk para sajak kesepian.
bukan, saya bukan hujan yang kamu inginkan.
saya gerimis yang lebih suka jatuh menari tengah malam dihangatkan lampu jalanan.
bukan gerimis senja yang memabukkan berpasang pasang para kasmaran.

pun, kamu bukan daratan yang saya ingin sembunyi dalam perutmu bermalam malam,
dinding otakmu terlalu dingin,
saya tak suka berlama lama berlarian di dalamnya,
bahkan untuk sekedar meninggalkan sekeranjang kecup perpisahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar