Minggu, 28 April 2013

bulan merah jambu


bulan sedang merah jambu di luar, terpantul pada dua matamu.
dua mata yang sedang menatap dalam pada pupilku.

ruangan ini sedang ramai ramainya, sekumpulan orang memasung mata mereka pada layar yang menayangkan pertandingan bola, pelayan mondar mandir, kepul asap rokok, bir tumpah, suara obrolan yang menggema memenuhi langit langit.
kita duduk berhadapan pada sebuah sofa persis di tengah tengah ruang. malam hampir larut, mataku sudah agak mengantuk-tapi ia bengal, tetap memaksa menggelayut pada tatapmu.

bulan sedang merah jambu di luar, terpantul pada dua matamu.
dua mata yang sedang menatap dalam pada pupilku.
bulan merah jambu yang memiliki magnetnya sendiri untuk menolak segala distraksi yang ada di ruangan ini.
kamu masih menyanyikan lagu lagumu,
lagu dengan lirik yang familiar karena sering kamu kirim sebelum dan sebangunku tidur.
lirik lirik yang selalu menggelitik ujung ujung bibirku untuk tersenyum tiap harinya.
katamu aku ide terbaik, dan bagaimana lusinan kupu kupu tidak bergesekan senang pada perutku jika semua lirik itu tentang aku? dan kamu tentunya.
kamu meneruskan nyanyianmu pada bait bait baru. bait bait yang menggantung di garis garis dahiku yang bingung.


......langit tetap biru, tuan.
matahari tetap kuning keemasan.
hujan tetap tajam memasung kenangan.
kaki kita masih tetap melangkah bersamaan, beriringan.

sebuah lagu dari tulisanku untukmu.
lalu gelakku tumpah begitu saja bersamaan dengan air mata kecil pada sudut sudut mataku.


bulan sedang merah jambu di luar, terpantul pada dua matamu.
dua mata yang sedang menatap dalam pada pupilku.
bulan sedang merah jambu tuan, terpantul pada dua matamu.
dua mata yang membuatku ingin jatuh berkali kali dan tenggelam di sana,
hanyut selamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar