Kamis, 27 Juni 2013

Mimpi mimpi karam

Banyak yang tidak diketahui sejumput otak kecil menganga yang masih sibuk menampung maksud langit di keningnya. Tentang pertanyaan pertanyaan tak terjawab tentang mimpi balon udara yang ia lambungkan dan tidak didaratkan tuhan.
Banyak tanya tentang eksistensi mimpi pada telan susahnya pada realita yang tak dijabah nyata.
Ada begitu rekah mimpi di matanya yang ia nina bobokan pada lelap setiap malam, bertahun tahun, pada langit yang sama.
Tentang mimpi yang ia susun dari balok balok harap dan coret berlembar lembar tembok di hadapannya, tentang debar yang begitu gema pada kosong bergelas gelas ingin yang tak penuh penuh.

Katanya, seorang laki laki laut pada senja keberapa yang ia lupa asal temunya, mimpi adalah pengharapan hidup yang menggerakkan sampan hidupmu, lalu letakkan ia sebagai jangkarmu, biarkan jatuh hingga menancap pada ruas dasar laut yang ingin dituju.

Lalu jangkar ini ku berati dengan bergram gram pasir mimpi semalaman, lalu sampan ini terus bergerak ke arah angin yang tak sama, menjangkar pada apa yang tak diucap mimpi pada bermalam malam sebelumnya.
Lalu lautku goyang.
Sampanku mengambang tak mengarah pada utara.
Lalu nelayan ini tersesat pada mimpinya sendiri.
Menumpuk tanya pada adanya tuhan,

pada setiap mimpi tak terjangkar diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar