Tuhan mengutukku mati hari itu.
Kini yang tersisa hanya tubuh kosong dengan gemuruh akal di dalamnya.
Hati sudah mengubur diri terlebih dahulu,
di pemakaman tak bernisan agar tak seorang pun bisa menjenguk,
bahkan kepada pemiliknya.
Dan aku menua di dalamnya,
tubuh kosong tak bernama.
Sabtu, 19 Mei 2018
Selasa, 30 Januari 2018
nyala
nyala,
api,
lilin yang saling membakar diri,
musik mengalun dengan amarah,
kamu,
dan pekat aroma bunga sedap malam.
langit semakin petang,
menyamun amis luka dan iris tubuhmu yang perlahan terbakar hangus,
harum merekah wangi abumu yang ku tuai pada sepertiga lamunku,
pada ketersengalan nafasmu yang susul menyusul meronta tuk hidup,
aku menggambar kelopak matamu hitam pekat menuju layu.
rekah lah kamu,
dalam barisan sajak sajakku yang mati bunuh diri,
sementara alun musik semakin serakah,
tiada kamu,
ku cari di antara pacuan arah.
ditulis saat menyaksikan Gardika Gigih.
Malang, 22 Desember 2017.
Langganan:
Postingan (Atom)