surat cinta untuk teko dan cangkir disekelilingku
waktu mulai muak melihat
kalian sibuk menuangkan kafein demi kafein dari corong kalian
menuang dan menuang,
meminta nyonya sore menyediakan lebih banyak cangkir dan cangkir untuk kalian,
minta ditampung dan ditampung,
sampai sadar teko kalian mulai kosong,
dan kalian nampak seperti tong
menampung itu pekerjaan mudah,
lebih mudah dari menuang dan menuang tanpa tujuan,
lalu menunggu apa? menunggu corongmu keram dan kehabisan air untuk dimuntahkan?
mendengar itu mudah,
lebih mudah dari mengoceh bereloteh tanpa tujuan,
lalu menunggu apa? menunggu bisu dan kehabisan nada pita suara?
menampunglah lebih banyak,
dan tuanglah apa yang mau kau tuang,
kita semua berbagi cangkir untuk menampung, bertukar teko untuk dituangi
kita diciptakan tuhan untuk saling berbagi, bukan mencipta-mengisi-terus memenuhi dengan ego sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar