Minggu, 30 November 2014

kisah

Pada 21 terang purnama yang menaungi kita,
dan hangat malam dengan segala silau redup binar lampu taman,
simpul simpul senyum dengan mekar layu garis bibir kita beriringan,
obrolan panjang hingga tertidur salah satu kita di pundak malam bergantian.

Dan betapa kita mencintai gelap sementara semesta mendamba cahaya,
betapa kita sibuk mencumbu sepi sementara semesta selalu mencari bingar,
betapa kita,
jatuh,
jauh,
mengubur diri dalam kubur kita bersama pada genggam dan peluk dalam,
tanpa matahari,
dan segala hiruk pikuk semesta,
yang sibuk mengacak debar kita,
pada gunduk tanah persembunyian damai ini.

Betapa,
aku tergila pada tokoh kita berdua,
dalam lembar kisah panjang ini,
menghabiskan purnama purnama kita,
tanpa terjebak tamat suatu saat nanti.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar